Dimana mutlak untuk memiliki pengering atau oven, karena kedua produk saya tidak dapat dikeringkan dengan bantuan matahari, karena menghindari kontaminasi dan kepraktisan.
Oven yang saya buat amatlah sederhana, oven berbahan kayu.
mengapa saya tidak membuat oven dari aluminium atau steinless steel ? karena masalah klasik..
1.produk saya adalah produk yang masih baru dan belum dikenal pasar, biaya awal menjadi pertimbangan
2.produk saya tidak diijinkan melakukan pemanasan melebihi 45 derajat untuk ragi, dan 60 derajat untuk teh herbal
3.menurut saya kayu lebih food grade dibandingkan logam, biarpun termakan tidak menimbulkan dampak negatif bagi tubuh
Awalnya saya memakai bolam untuk sumber panas, dan fan sebagai sirkulasi udara, dan berhasil dengan baik.
Karena produk saya makin lancar penjualannya, maka produksi pun meningkat dan penggunaan listrik sebagai pemanas terhitung mahal dibandingkan LPG
Perhitungannya :
- LPG 3 kg seharga Rp.14.000 dengan nilai panas 3 kg x 11.000 kcal/kg = 33.000 kcal
33.000 kcal = 38,37 KW
38,37 KW x Rp.600 = Rp.23.023
jadi untuk energi yang sama penggunaan LPG tabung 3 kg akan menghemat Rp.9023 dan LPG tabung 12 kg akan menghemat Rp.4273 ( karena LPG 12 kg tanpa subsidi )
Coba anda hitung apabila produksi berkelanjutan, berapa penghematanya?
Penggunaan Listrik sebagai pemanas memiliki kelebihan yaitu kesederhanaan instalasi, sedangkan LPG memerlukan lebih banyak peralatan tambahan sebagai pengatur temperatur oven.
Akhirnya saya merancang peralatan pengendali api LPG, dengan mengutamakan biaya rendah.
Beberapa peralatan memang tidak selalu saya pilih dengan harga rendah, karena menghindari bahaya kebakaran, misal Solenoid Valve atau bisa disebut kran elektrik untuk LPG
Prinsip kerja peralatan yang saya buat menyerupai peralatan industri yang biasa disebut Burner Management System tetapi ini versi generiknya.
Didalam peralatan pengendali LPG ada fungsi pendeteksi api ( Flame Detector ) karena sensor ini mahal ( sekitar Rp.700.000 ) maka saya ubah dengan sensor cahaya, bila api menyala maka akan menghasilkan cahaya, dan cahaya inilah yang akan dideteksi
Bagian Peralatan yang dirangkai apa adanya :
1A.Travo yang dilengkapi CT, dimana travo ini menghasilkan keluaran (+), ( Gnd ), ( - )
1B.Travo tanpa CT dengan arus keluaran 5 Ampere
2.Kapasitor pensetabil Travo 1B
3.Timmer dengan pengaturan waktu max 5,5 detik. Timmer ini digunakan sebagai pemicu penyalaan api dan untuk menghentikan gas LPG apabila terjadi gagal nyala
4.Temperatur Kontrol, berfungsi membaca temperatur oven, memicu penyalaan api dan mematikan api bila temperatur telah mencapai temperatur setting
5.Light Detector, berfungsi mendeteksi cahaya api, mengalirkan dan menghentikan pasokan LPG
6.Ignetion, berfungsi untuk menghasilkan listrik tegangan tinggi dengan dihubungkan pada coil mobil atau motor, sebagai pematik LPG
7.Solenoid Valve atau kran elektrik, berfungsi menyalurkan dan menghentikan aliran gas LPG
8.Rilley sebagai pemicu Solenoid Valve
Prototipe pengendali api gas LPG |
Bagi saya peralatan ini bekerja dengan baik dan sudah memenuhi kebutuhan saya, dan yang terpenting hemat biaya pemanasan dan tidak kuwalahan mengatur besar kecil nya api.
Karena mengejar Biaya Rendah, display temperatur tidak saya tambahkan secara khusus, tapi menggunakan Multi Tester yang saya miliki yang penting bisa baca Temperatur Oven dan Temperatur Setting.
Foto Instalasi pada Oven belum saya tampilkan, karena memang belum di foto he..he...